GEOGRAFI
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi")
dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan
nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia
tulisan Klaudios
Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari
sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas
muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang
diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini,
baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Erastothenes (abad ke-1)
Geografi berasal dari
kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
Ullman (1954)
Geografi adalah interaksi
antar ruang.
Strabo (1970)
Geografi erat kaitannya
dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara
keseluruhan. Pendapat ini kemuadian disebut konsep Natural Atrribut of Place.
Prof. Bintarto (1981)
Geografi mempelajari
hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik
maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program,
proses, dan keberhasilan pembangunan.
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Konsep Geografi
Konsep Lokasi
Konsep lokasi adalah
konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep
lokasi dibagi atas:
Lokasi absolut, lokasi menurut letak
lintang dan bujur bersifat tetap. Contoh : Indonesia terletak di antara
6°LU-11°LS dan diantara 95°BT-141°BT.
Lokasi relatif, lokasi yang tergantung
pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah. Contoh: Indonesia terletak
antara Benua Asia dan Australia.
Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial
ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan
dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan
jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).
Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu
lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat.
Contoh: Surabaya–Jakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
Konsep Pola
Pola merupakan tatanan
geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola permukiman
penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
Konsep Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak terlepas
dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan
dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi
geografi.
Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan
kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia.
Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan dan daerah
pemukiman.
Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan
oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua
orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai
kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup
dalam keramaian, kebisingan dan kesibukan.
Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan
terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala
lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan
perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti
halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda
antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak
persawahan.
Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu
fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan.
Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan
lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.
Prinsip dasar
Ada 4 prinsip utama dalam
menganalisis gejala geosfer.
Prinsip persebaran, artinya persebaran
bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan
berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia
tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang
lain sesuai dengan luas wilayahnya.
Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer
yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang
satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk desa
bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk
digarap.
Prinsip deskripsi, artinya untuk
menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar
atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
Prinsip korologi, artinya dengan
menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu
wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol
dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada
di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari
yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
Prinsip pemetaan
Peta dunia Ptolemy yang
disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15,
mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau
"Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea Chersonesus"
(Asia Tenggara)
Ptolemeus juga merancang
dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni (oikoumenè) dan provinsi
Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi
yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180
derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan
sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus
menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .
Sejarah
Bangsa Yunani
adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi,
dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus,
Eratosthenes,
Hipparchus,
Aristotle,
Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy.
Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu
tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan
dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai;
contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari
Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut
menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk
Persi.
Pada Zaman Pertengahan,
bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun
memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan
perjalanan Marco Polo,
geografi menyebar ke seluruh Eropa.
Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16
dan 17
banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail
yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia
Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18
geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian
dari kurikulum di universitas di Eropa
(terutama di Paris
dan Berlin),
tetapi tidak di Inggris
dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu
karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua
abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di
Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat
antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20,
disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan
adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya
disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme
lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple
dan Ellsworth Huntington.
Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di
daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara
pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi
determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang
berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak
mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih
sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer
kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim
alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional
menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi
regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu
tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah
atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif
adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa
kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner
kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa
kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan
keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme
dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika
- terutama statistika
- sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan
utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan
positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi,
tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang
pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme
dan fenomenologi,
ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan
hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah
geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx
dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan
geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya,
menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi
kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk
menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Metode
Hubungan keruangan
merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan
menggunakan peta
sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis
geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
Sistematis -
Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas
secara global
Regional - Mempelajari
hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas
planet.
Deskriptif - Secara
sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
Analitis - Menjawab
kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis
tertentu.
Cabang
Geografi fisik
Cabang ini memusatkan
pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika
dan fisika
untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya
yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer
- kepulauan
- benua
- gurun
- pulau
- bentuk muka bumi - samudera
- laut
- sungai
- danau
- ekologi
- iklim
- tanah
- geomorfologi
- biogeografi
- garis waktu
geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.
Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik
juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik
yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi
dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis
bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi,
geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi
kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian
- perkumpulan individu - provinsi
- kabupaten
- kota
- kecamatan
Geografi
manusia-lingkungan
Selama masa determinisme
lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi
tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. walaupun paham
determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di
antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat
dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dam
penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah dirusak oleh manusia,
seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus menjaga dan melestarikan
lingkungan, mungkin alam sudah tidak ankan kuat bertahan lagi.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini
adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh
para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas
antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta
dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi
baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih
dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi
disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan
Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning
(RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah
dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial
yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep
dan teori-teori sosial yang ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul
sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan
pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan
(sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit
ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk
melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia.
Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat
bahwa kelaparan di Sahel
disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi
di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme
dan menyebarnya praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana
dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang
mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena
bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan
mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi)
dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir).
Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana
manusia dan masyarakat menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang ini mencari
penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi
seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas
bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada
lingkungan dan sekitarnya.
Ada apa dibalik nama?
Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi
Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan
sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik.
Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan
programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua
geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan
budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya
(fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan
kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah
di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan
pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20.
Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di
kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan
ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu
banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya
terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara
geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini.
Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an
pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin
akademis.
Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan
terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu,
teknologi
dan seni
dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena
di (dekat) permukaan bumi
tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui
media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari
gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk
citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit
dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek
dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi
menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas
berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu
pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi
dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang
lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan
jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi.
Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan
satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview
--pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik
tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai
macam informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan
yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya,
pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat,
Australia
dan Eropa
lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen,
'school' atau fakultas)
geografi.
Dari segi metode yang
digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode
penginderaan jauh digital.
Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak
atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner
di pesawat
udara maupun satelit)
melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh
digital
menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital,
hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh
sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer.
Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil
metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik
digital melalui proses digitisasi (sering
diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala
juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di
layar monitor (on-screen digitisation),
yang langsung menurunkan peta
digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik
digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat
di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis
dat kartografis), namun dapat
pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai
basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya
menjaid titik toak para geografiwan dalam
menjalankan kajian geografinya.
Kartografi
Kartografi
atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak.
Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi
merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui
bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh
peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih
bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih
terlalu abstrak
untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang
dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer
harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk
membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa
dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk
memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus
belajar geodesi
dan matematika
yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada
penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah
penyimpanan informasi tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer
secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi
lainnya, spesialis SIG
harus mengerti ilmu komputer dan sistem database.
SIG memacu revolusi
kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak
(software)
SIG.
Metode kuantitatif geografi
Metode kuantitatif
geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang
banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan,
anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik
non-parametris pada studi geografi.
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota
dan wilayah menggunakan ilmu
geografi untuk membantu mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun)
suatu lahan menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan
ekonomi, perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik
kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap
sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni dan pelajaran
sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah diantaranya
adalah eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart
Growth).
Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an,
gerakan ilmu wilayah muncul,
dipimpin oleh Walter Isard untuk
menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis pada masalah geografi,
sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada program geografi tradisional.
Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana dimensi keruangan menjadi peran
penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber
daya, teori lokasi, perencanaan kota
dan wilayah, transportasi
dan komunikasi,
geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan
kualitas lingkungan. http://ayobelajargeografi.blogspot.com/search?updated-min=2012-01-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2013-01-01T00:00:00%2B07:00&max-results=3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar