Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan
tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang terbang di langit.
Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat berwarna putih. Sering
kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang
bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan,
atau bergaris-garis seperti serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama
kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.
Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?
Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer.
Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.
Seorang ahli -Gibbs (1987)- mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan.
Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah awan tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi terjadi badai, cuaca buruk dan turbulensi yang sangat besar.
Ada 10 jenis awan utama yaitu cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Stratus (St), Stratocumulus (Sc), Cumulus (Cu), Nimbostratus (Ns), Cumulonimbus (Cb). Ciri dan sifat dari jenis-jenis awan tersebut sebagai berikut:
Altostratus (As), awan seperti lembaran halus berwarna abu-abu gelap. Dapat menghasilkan hujan
gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore
hari, diikuti hujan pada senja atau malam hari. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.
Stratus (St), awan
terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak
tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin
mengakibatkan udara terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah.
Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh terus, dapat
berkembang menjadi awan badai nimbostratus.
Stratocumulus (Sc), awan
rendah yang umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih
mengembang ke arah horisontal daripada arah vertikal. Dasar awan umumnya lebih gelap daripada puncak awan,
namun ciri-cirinya dapat lebih beragam. Dapat terlihat seperti lembaran
rendah yang lebar, atau berbentuk rekahan dimana cahaya matahari
terlihat melalui rekahan tersebut.
Cumulus (Cu), adalah awan
yang mengandung kristal es. Terlihat seperti serabut atau buntut kuda
berwarna putih. Terlihat pada posisi yang sangat tinggi, umumnya lebih
dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas
atau kering.
Nimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility rendah, langit tertutup awan,
dan sinar matahari terhalang. Umumnya disertai cuaca buruk. Hujan turun
dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang lama.
Cumulonimbus (Cb), awan
cumulus yang tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Mengandung hujan
lebat, petir, kilat, kadang-kadang terkait dengan badai dan cuaca buruk.
Turbulensi sangat besar.
Sumber : http://blog-ter-update.blogspot.com/2013/01/mengenal-jenis-jenis-awan.html
http://memantau.blogspot.com/2012/05/proses-terbentuknya-awan-dan-jenis.html
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-dan-gambarnya.html
Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?
Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer.
Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.
Seorang ahli -Gibbs (1987)- mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan.
Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah awan tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi terjadi badai, cuaca buruk dan turbulensi yang sangat besar.
Ada 10 jenis awan utama yaitu cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Stratus (St), Stratocumulus (Sc), Cumulus (Cu), Nimbostratus (Ns), Cumulonimbus (Cb). Ciri dan sifat dari jenis-jenis awan tersebut sebagai berikut:
- Cirrus (Ci), awan
terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Ketinggian
umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat
dingin, walaupun pada musim panas atau kering.
- Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super-dingin, bercampur dengan kristal es. Butiran air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus. Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.
- Cirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit. Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolah-olah cerah di permukaan.
Altocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan
lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan
beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Lapisan awan lenticularis dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan kering.
Sumber : http://blog-ter-update.blogspot.com/2013/01/mengenal-jenis-jenis-awan.html
http://memantau.blogspot.com/2012/05/proses-terbentuknya-awan-dan-jenis.html
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-dan-gambarnya.html
terima kasih untuk ilmunya. ijin save
BalasHapusBlah... blog
HapusTelah baca. TQ
BalasHapus